Pelantikan Pengurus Anak Ranting Nahdlatul Ulama (PARNU) se-Bojongloa, menandai langkah penting dalam memperkuat dan memperluas jaringan struktural NU di tingkat akar rumput, khususnya di tingkat Rukun Warga (RW). Ini adalah momentum yang menunjukkan bahwa organisasi NU semakin mengakar kuat dan menjangkau setiap lapisan masyarakat, dari yang tingkat tinggi hingga yang paling dasar sekalipun. Melalui pembentukan struktur hingga tingkat anak ranting, semakin jelas bahwa NU berkomitmen untuk mengembangkan jejaring kepengurusan yang lebih luas dan terorganisir dengan baik di setiap wilayah.
Pembentukan dan pelantikan PARNU se-Bojongloa menjadi indikator penting bahwa pergerakan NU telah diterima dengan baik di tingkat RW, serta memperkuat posisi NU sebagai organisasi yang dekat dengan masyarakat. Dengan adanya struktur di tingkat anak ranting, NU semakin dekat dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat setempat. Keberadaan PARNU di berbagai RW akan memperluas jangkauan organisasi NU dalam menyebarkan nilai-nilai Ahlussunah Wal Jamaah, dan memungkinkan pengelolaan kegiatan yang lebih efektif dan efisien.
Pembentukan struktur ini tidak hanya berdampak pada peningkatan jumlah pengurus NU di tingkat bawah, tetapi juga memungkinkan terjadinya kolaborasi yang lebih intens antara PARNU, PRNU, MWCNU, dan warga setempat. Jejaring organisasi yang semakin luas ini akan menjadi kekuatan besar dalam mewujudkan tujuan-tujuan besar NU, termasuk dalam bidang sosial, keagamaan, dan pemberdayaan ekonomi.
Di antara tiga PARNU yang telah terbentuk, keberadaan PARNU di wilayah Pesona memiliki makna strategis yang sangat penting. Perumahan Pesona adalah kawasan yang berkembang pesat dengan komposisi penduduk yang sangat heterogen, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun budaya. Kawasan perumahan yang semakin penting dan bertransformasi sebagai salah satu landmark Desa Bojongloa. Wilayah Pesona bukan hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga menjadi episentrum vital untuk penyebaran dakwah Islam yang moderat ala NU.
Namun, tantangan yang dihadapi oleh PARNU di Pesona cukup besar, mengingat karakteristik wilayah yang heterogen ini sarat dengan dinamika sosial. Tantangan ini tentu membutuhkan pendekatan yang bijaksana dan kreatif dari para pengurus PARNU, agar NU bisa tetap relevan dan diterima oleh semua lapisan masyarakat.
Tidak kalah penting, pembentukan PARNU di RW.13 dan RW.14 juga membawa tantangan tersendiri. Kedua wilayah ini, dengan karakteristiknya yang lebih pada corak pedesaan dan tengah berkembang, memiliki potensi besar bagi pengembangan dan pelestarian nilai-nilai NU. Kehidupan sosial-ekonomi di kawasan pedesaan membuka peluang bagi NU untuk lebih dekat dengan masyarakat dan terus menjaga serta memperkuat kultural NU.
Di wilayah pedesaan, NU dapat memainkan peran penting dalam mengedukasi masyarakat dengan pendekatan yang tepat, PARNU di RW.13 dan RW.14 diharapkan dapat menjadi katalisator dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh NU, seperti toleransi, ukhuwah Islamiyah, dan kesejahteraan sosial.
Keberadaan PARNU di ketiga wilayah strategis ini – Pesona, RW.13, dan RW.14 – bukan hanya sekadar memperluas jaringan struktural, tetapi juga semakin menguatkan peran NU dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Dengan terbentuknya PARNU di tingkat RW, terutama di wilayah-wilayah yang strategis dan berkembang, NU Bojongloa menunjukkan komitmennya untuk memperluas jangkauan dakwah dan memperkuat struktur organisasi yang semakin mengakar hingga ke tingkat paling dasar masyarakat. Proses ini tidak hanya memperkuat jaringan NU dalam lingkup internal, tetapi juga berperan penting dalam meluaskan kemaslahatan NU dalam kehidupan masyarakat sekitar. Seiring berjalannya waktu, diharapkan PARNU di Bojongloa dapat menjadi model bagi daerah lain dalam penguatan struktur organisasi dan penyebaran syiar Islam yang rahmatan lil ‘alamin, sehingga NU dapat terus berkembang dan bermanfaat bagi umat.