Pesan KH. Sofyan Yahya di Mauludan PRNU Rancaekek Wetan, “Ulah embung riweuh jeung capé, da hirup mah pinuh kariweuh jeung kacapé”

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H yang diselenggarakan di Masjid Manbaul Hidayah di Desa Rancaekek Wetan merupakan suatu momentum penting yang tidak hanya sekedar memperingati kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga menguatkan ukhuwah Islamiyah dan mempererat tali persaudaraan antar umat Islam di wilayah tersebut. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting yang memberikan pandangan dan nasihat yang penuh makna. Salah satu tokoh yang memberikan sambutan adalah Ketua Jatman Kabupaten Bandung, Buya Herdiana, yang menyampaikan pesan-pesan yang sangat mendalam mengenai kecerdasan dan semangat umat Islam. Dalam sambutannya, beliau mengingatkan pentingnya kecerdasan dalam memahami ajaran agama, serta semangat dalam menjaga persatuan dan kesatuan di antara anggota Nahdlatul Ulama (NU). Buya Herdiana juga menekankan pentingnya menjaga toleransi dalam kehidupan sehari-hari, suatu hal yang sangat relevan dalam konteks masyarakat yang pluralistik dan penuh keragaman.

Selain itu, Buya Herdiana juga menyoroti pentingnya bertoriqoh yang sahih dan memiliki sanad yang jelas. Beliau menggarisbawahi bahwa melalui toriqoh yang benar, seorang hamba dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal ini menjadi penegasan bahwa spiritualitas dalam Islam harus dilandasi dengan pemahaman yang benar, serta mengikuti ajaran yang benar sesuai dengan pedoman yang telah diturunkan oleh Rasulullah SAW. Pesan beliau ini menunjukkan bahwa dalam mencari jalan kebenaran, umat Islam harus selalu berhati-hati dan teliti, agar tidak tersesat.

Ketua PRNU Rancaekek Wetan sekaligus Pimpinan Majelis Kujang Aji Diri, KH. Agus Ubaidillah, S.Pd., dalam kesempatan yang sama juga memberikan sambutan yang penuh harapan. Beliau menekankan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Manbaul Hidayah pada tahun ini, bukan hanya sekadar acara ritual tahunan, melainkan juga menyimpan harapan keberkahan bagi masjid yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian. Kehadiran masjid ini diharapkan menjadi sebuah tempat ibadah yang nyaman dan dapat menjadi pusat kegiatan keagamaan bagi masyarakat sekitar. Beliau berharap, masjid ini nantinya akan menjadi sebuah pusat spiritualitas yang memperkuat rasa persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat setempat. KH. Agus Ubaidillah juga mengungkapkan harapannya agar proses pembangunan masjid dapat berjalan lancar, sehingga dapat segera dimanfaatkan secara maksimal oleh warga untuk kepentingan ibadah dan kegiatan sosial keagamaan lainnya.

Selanjutnya, tausiyah maulud disampaikan oleh KH. Sofyan Yahya, Mustasyar PCNU Kabupaten Bandung, memberikan sentuhan spiritual yang sangat dalam. Dalam tausiyahnya, beliau mengingatkan kepada jamaah agar senantiasa bersabar dan tawakal dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan, terutama musibah yang sering melanda wilayah Rancaekek, seperti banjir dan angin puting beliung.

Kehidupan ini memang penuh dengan ujian dan tantangan yang harus dihadapi dengan sabar dan penuh ketabahan. Seperti yang diungkapkan oleh beliau, “Ulah embung riweuh, da Hirup mah pinuh kariweuh jeung kacape,” yang bermakna bahwa kehidupan ini memang penuh dengan keruwetan dan tantangan, dan kita harus siap menghadapi segala kesulitan dengan penuh usaha dan kesabaran.

Pesan KH. Sofyan Yahya yang lebih jauh menyentuh adalah tentang pentingnya menggantungkan hidup hanya kepada Allah SWT, bukan kepada harta dunia, jabatan, atau kedudukan. “Jangan menggantungkan hidup pada harta dunia, jabatan, atau kedudukan, tetapi bergantunglah hanya kepada Allah,” ungkap beliau. Ini adalah sebuah pengingat bagi umat Islam untuk tidak terjebak dalam hiruk-pikuk dunia yang sementara, tetapi tetap fokus pada tujuan hidup yang sejati, yaitu beribadah kepada Allah SWT dan menjalani kehidupan dengan penuh keikhlasan. Pesan ini mengingatkan kita bahwa keikhlasan dan tawakal adalah kunci utama dalam meraih kebahagiaan sejati dan keberkahan di dunia dan akhirat.